SIAPA GG ALLIN ?
The Last True Rock and Roller.
Dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1956 di Lancaster New Hampshire hingga telanjang diatas panggung dan berak lalu melampar tinjanya ke penonton.
Nama lahir Jesus Christ Allin dari sang ayah yang seorang kristian, hal ini tentu bersebrangan dengan sosoki yang nantinya diharapkan oleh si ayah. Nama ‘GG’ sendiri ia dapati dari sang kakak yang seringkali memanggilnya dengan sebutan ‘Jeje’ akronim dari Jesus. Setelah orang tuanya bercerai, GG dengan sang kakak tinggal bersama ibu dan ayah barunya, sang ibu mengubah naman dari Yesus Kristus menjadi Kevin Michael, meskipun ia terus menggunakan nama GG Allin.
KIPRAH BERMUSIK GG
GG Allin menghabiskan tahun-tahun sekolah menengahnya, dia membentuk beberapa band, berpakaian liar di sekolah, menjual obat-obatan dan umumnya hidup dengan caranya sendiri.
(GG Allin bermain drum di salah satu band pertamanya)
GG Allin muncul dengan The Cedar Street Sluts, The Scumfucs, dan Texas Nazi antara 1982 dan 1985, mendapatkan reputasi untuk dirinya sebagai rocker underground yang liar. Setelah tampil di Manchester, New Hampshire dengan Cedar Street Sluts, ia dikenal sebagai "The Madman of Manchester."
Pada tahun 1985, saat melakukan pertunjukan di Peoria, Illinois dengan Bloody Mess & the Skabs, ketika dia berdiri di depan ratusan orang, dia buang air besar di atas panggung.
Pada 1989, ia dijatuhi hukuman penjara karena penyerangan. Dia mengaku memotong dan membakar seorang wanita serta meminum darahnya. Akhirnya dia menjalani 15 bulan penjara.
GG Allin memikul beban masa kecilnya sepanjang hidupnya, dibully teman-teman saat kecil dan tekanan ayahnya. Orang-orang yang dekat dengannya - meskipun jauh dan sedikit di antara - melihat perwujudan total rock and roll sebagai pelarian dari konsumerisme dan komersialisme, dan sebagai keinginan untuk mengembalikan musik rock and roll ke akar pemberontakannya. Padahal keduanya tampak berseberangan dengan GG Allin mengidolakan legenda musik country Hank Williams. Terlepas dari kenyataan bahwa musik Allin tidak pernah benar-benar lepas landas, karena rekaman dan distribusi yang buruk, ia terus tampil, dan menarik kerumunan punk.
Pada 27 Juni 1993 menjadi konser terakhir GG Allin di sebuah klub kecil bernama The Gas Station, sebuah bekas pom bensin tempat berkumpulnya para punk rocker di area Manhattan. Sesaat setelah memuaskan hasrat gilanya itu, GG kemudian pergi menuju apartemen seorang John Handley temannya. Ia dan beberapa temannya berpesta narkoba. Menjelang sore, Allin tak sadar kalau ia telah mengonsumsi heroin terlalu banyak hingga mengakibatkan overdosis dan sempat sejenak tak sadarkan diri. Allin dan rombongannya sempat berfoto ria dalam keadaan mabuk pada pukul 02.00 dini hari namun kondisi Allin tak terlihat kalau ia sebenarnya telah memasuki tahap awal kerusakan pernafasan. Pada 28 Juni 1993, musisi ‘edan’ itu tewas akibat overdosis heroin dalam usia 36 tahun.
KEMATIAN SANG ROCK AND ROLLER TERORIS
Mayat GG Allin masih diperlakukan secara tidak pada umumnya. Jenazah Allin baru dikebumikan pada 3 Juli 1993 di tanah kelahirannya, New Hampshire. Di pemakaman, kondisi Allin sungguh memprihatinkan, perlahan mayatnya sudah mulai membusuk. Sebelum di letakkan di liang kubur, Allin dipakaikan jaket kulit berwarna hitam kesayangannya, sedangkan di bagian bawahannya hanya dipakaikan celana dalam kotor bertuliskan “EAT ME!” tepat di atas bagian vitalnya. Teman-temannya pun menyodorkan sebuah mikrofon ke mulut Allin sambil diajak bernyanyi. Tak lupa sebuah botol minuman keras diletakkan tepat di sampingnya dalam peti, seraya memutarkan tembang “When I Die” ketika mengiringi Allin menuju pemakaman.
Atas perintah dari sang kakak, GG Allin diminta untuk tak memandikan jenazah dengan bau tinja yang sangat menyengat. Dari pihak keluarga juga melarang untuk memakaikan riasan ke wajah jenazah. Kerabat Allin berdatangan hanya untuk mengabadikan momen berfoto sambil menyelipkan narkoba dan sebuah wiski ke dalam mulutnya yang telah terbujur kaku. Sebagai penghormatan terakhir, sang kakak memakaikan sepasang headphone ke kepala Allin sembari diputarkan lagu “The Suicide Session”.
Makam GG Allin sering dikencingi, dikotori dengan puntung rokok, alkohol sampai tinja oleh para fans fanatiknya. Hal tersebut semata-mata dilakukan hanya untuk menghormati sang idola. Pihak keluarga tidak menyukainya.